Portalmetro.id,Lampung — Kota Metro Merupakan salah satu daerah yang terletak di Provinsi Lampung, berjarak 52 kilometer dari Bandar Lampung.Kota ini dikenal dengan sebutan Bumi Sai Wawai.
Kota Metro adalah kota terbesar kedua di Provinsi Lampung dan masuk ke dalam urutan kedua sebagai kota dengan biaya hidup terendah di Pulau Sumatera dan urutan ke – 9 di Indonesia berdasarkan survey BPS tahun 2017.
Untuk mengetahui lebih lengkap tentang Kota Metro,mulai dari sejarah,asal-usul,letak geografis, serta ciri khasnya.
Simak penjelasan lengkapnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Sejarah Kota Metro
Dilansir situs resmi DPRD Kota Metro, kota ini semula adalah sebuah induk desa baru yang dinamakan Trimurjo.
Dibukanya induk desa baru tersebut bertujuan untuk menampung sebagian dari kolonis yang sudah didatangkan sebelumnya dan menampung kolonis yang akan didatangkan berikutnya.
Pada hari Sabtu,4 April 1936 kedatangan kolonis pertama di daerah Trimurjo sementara ditempatkan pada bedeng-bedeng yang telah disiapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.
Kemudian para kolonis tersebut dibagikan tanah pekarangan yang telah diatur sebelumnya.
Seiring dengan bertambahnya penduduk kolonis, kegiatan perekonomian pun mulai berkembang sehingga pada Selasa, 9 Juni 1937 nama Desa Trimurjo diganti dengan nama Metro.
Setelahnya daerah ini pun dijadikan sebagai lokasi kedudukan Asisten Wedana dan sebagai pusat pemerintahan Onder Distict Metro.
Raden Mas Sudarto sebagai Asisten Wedana (Camat) pertama mengganti nama Desa Trimurjo menjadi Desa Metro,karena berdasarkan pertimbangan letak daerah kolonisasi ini berada di tengah-tengah antara Rangcangpurwo (Pekalongan) dan Adipuro (Trimurjo).
Seiring dengan perjalanan waktu,Kota Metro sebagai Ibu Kota Kabupaten Lampung Tengah dan pusat pemerintahan Kecamatan Kota Metro ditingkatkan statusnya menjadi Kota Administratif pada 14 Agustus 1986 yang didasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1986. Peresmiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri,Letjen TNI Soeparjo Rustam pada 9 September 1987.
Diresmikannya Kota Madya Dati II Metro (saat ini dengan nomenklatur baru dikenal dengan Kota Metro) berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1999 pada 27 April 1999 oleh Letjen TNI Syarwan Hamid (Menteri Dalam Negeri) di Plaza Departemen Dalam Negeri Jakarta.
Saat ini berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 11 Tahun 2002, tanggal 09 Juli 1937 ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Metro.
Asal-usul Nama Kota Metro
Dikutip Universitas Stekom, terdapat beberapa versi dari asal usul nama Kota Metro sebagai berikut.
1. Versi Pertama
Nama “Metro” berasal dari nama resminya yakni “Metropolis” yang dijadikan sebagai pusat ibukota Kolonisasi Sukadana. Nama Metropolis disingkat menjadi Metro yang diberikan langsung oleh Penjabat Gubernur Wedana, Hendrik Roelof Rookmaaker pada 22 Juni 1933.
2. Versi Kedua
Nama Metro berasal dari kata “Metern” atau “Metreum” yang artinya dalam Bahasa Belanda adalah “titik tengah” atau “titik pusat wilayah”. Pendapat tersebut dikarenakan letak geografis Metro yang ada di tengah antara desa kolonis pertama yakni Desa Induk Trimurjo dan Rancangpurwo.
3. Versi Ketiga
Nama Metro berasal dari kata “Mitro” (Bahasa Jawa) yang berarti teman, mitra, kumpulan. Hal ini dilatarbelakangi dari kolonisasi yang masuk dari berbagai macam daerah luar Sumatra yang datang ke daerah Lampung. Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Peralihan Undang-undang Dasar 1945 maka Kota Metro termasuk ke dalam bagian Kabupaten lampung Tengah yang dikepalai oleh Bupati pada tahun 1945.
Letak Geografis Kota Metro
Dilansir Digital Library Unila, secara geografis Kota Metro berada di 105 derajat BT dan 5 derajat LS, dengan luas wilayah 6.874 Ha, dan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
1.Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Tengah
2.Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur
3.Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lampung Timur
4.Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah
Kota Metro juga terbagi menjadi 5 Kecamatan yang meliputi 22 Kelurahan berdasarkan Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 25 Tahun 2000 tentang Pemekaran Kelurahan dan Kecamatan di Kota Metro.
Ciri Khas Kota Metro
Dikutip Kementerian Keuangan Republik Indonesia, terdapat beberapa ciri khas dari Kota Metro mulai dari ikon suatu tempat hingga budayanya sebagai berikut.
1. Taman Merdeka
Mayoritas penduduk Kota Metro yang merupakan suku Jawa menjadikan Taman Merdeka mirip dengan alun-alun yang berada di pulau Jawa. Yang membedakannya adalah taman ini rimbun dengan pepohonan dan terdapat air mancur dan tower yang ada di tengahnya.
Taman Merdeka menjadi tempat masyarakat Kota Metro untuk melakukan berbagai aktivitas bersama keluarga ataupun teman seperti berolahraga, bercengkrama, dan lainnya. Di sebelah barat taman ini juga terdapat Masjid Agung Kota Metro.
2. Masjid Taqwa
Menurut sejarah masjid yang berdiri sejak tanggal 21 Juli 1967 ini, merupakan masjid yang berhadapan langsung dengan Taman Kota Metro. Arsitektur yang terdapat di dalam masjid dilukis dengan bentuk Bunga yang dipadukan dengan warna yang indah, selain itu juga terdapat kaligrafi bertuliskan lafadz Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW pada dinding bagian barat.
3. Bendungan Dam Raman
Bendungan Dam Raman atau Dam Way Raman adalah salah satu bendungan yang berlokasi di Distrik 28, Kota Metro. Bendungan ini melebar sepanjang jalan raya, sebelum menjadi tempat wisata Dam Raman menjadi sumber pengairan atau irigasi utama untuk persawahan dan ladang di Kota Metro.
Bendungan tersebut dibangun pada masa penjajahan colonial Belanda ketika Perang Dunia II berlangsung. Nama Dam Raman berasal dari kata Dam yang berarti bendungan dan kata Raman yang berarti cantik atau indah. Sehingga Dam Raman memiliki arti bendungan air yang indah.
4.Otot Gurih
Otot Gurih merupakan ciri khas budaya yang hampir sama dengan nilai gotong-royong. Otot gurih berasal dari kata “otot” yang berarti bagi kaum laki-laki bersama mengeluarkan otot atau bekerja melakukan pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama di lingkungan masyarakat.
Sedangkan kata “gurih” berarti bagi kaum wanita bersama membuat hidangan makanan yang mana alat, bahan, dan memasaknya pun bersama. Kumpul bersama tersebut adalah ajang di mana semua permasalahan di daerah tersebut dipecahkan dan dibicarakan.
5. Nyakai
Nyakai atau sering disebut manjau atau nulung dalam bahasa Lampung adalah suatu kebiasaan masyarakat kota Metro dalam hal tolong menolong saat salah satu anggota masyarakat memiliki kegiatan yang bersifat mengadakan suatu acara besar dan mengundang banyak orang.
Budaya yang terus dipelihara tersebut, pelan tapi pasti menjadi pemersatu masyarakat kota Metro. Berbagai penataan dan pembenahan terus dilaksanakan, mengingat kota Metro menjadi target cetak biru Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia sebagai wilayah strategis dan target pengembangan kota metropolitan sesudah Bandar Lampung.***Sumber : Detik.com***
Tidak ada komentar