Rabu, 25 Jun 2025

Menguat Atau Melemah !?,PPI Lawyers Club : Demokrasi di Persimpangan Jalan

waktu baca 2 menit
Rabu, 25 Jun 2025 09:19 0 22 Muhammad Nurnas Islam

Portalmetro.id,Palu (Sulteng) — Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pemikiran Politik Islam (PPI) Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUAD) UIN Datokarama Palu menggelar kegiatan PPI Lawyers Club ,pada Sabtu 21 Juni 2025 ,di Pijakan Lalove Cafe, Kelurahan Nunu, Kota Palu.

Kegiatan ini menjadi ruang kritik sekaligus refleksi terhadap kondisi demokrasi di Indonesia yang dinilai tengah berada di persimpangan jalan.

Dengan mengusung tema “Demokrasi di Persimpangan Jalan: Menguat atau Melemah?”, acara tersebut dibuka secara resmi oleh Ketua Jurusan PPI, Muhammad Taufik, S.Sy., M.Sos., dan dihadiri oleh mahasiswa, aktivis, akademisi, serta masyarakat umum.

Diskusi ini menghadirkan berbagai sudut pandang untuk menjawab pertanyaan besar: ke mana arah demokrasi Indonesia hari ini?

Dalam kegiatan tersebut panitia menghadirkan narasumber dari beragam latar belakang diantaranya, Nasrun, S.Pd.I., M.AP., selaku Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Tengah; Mahfud Masuara, S.H., selaku Anggota Komisi I DPRD Provinsi Sulawesi Tengah sekaligus Ketua DPW Partai Perindo Sulteng; Dr. Sahran Raden, S.Ag., S.H., M.H., selaku akademisi UIN Datokarama Palu; Agung Sumandjaya, selaku Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palu; serta Muhammad Sadig, M.A., yang merupakan akademisi sekaligus aktivis.

Ketua panitia, Sahir Cipongono, menjelaskan bahwa tema kegiatan lahir dari kegelisahan mahasiswa terhadap melemahnya demokrasi di tanah air. Ia menyoroti perubahan Undang-Undang Dasar (UUD) serta praktik politik yang menurutnya semakin jauh dari aspirasi rakyat.

“Tujuan kami mengangkat tema ini karena melihat demokrasi di Indonesia kian melemah. Mulai dari perubahan UUD hingga praktik politik yang semena-mena tanpa mendengar aspirasi masyarakat,” ujarnya.

Sahir menegaskan bahwa kehadiran narasumber dengan pandangan berbeda justru menjadi kekuatan dalam diskusi ini. Menurutnya, dinamika yang terbuka adalah cara sehat untuk menumbuhkan kesadaran demokrasi di kalangan mahasiswa dan masyarakat.

“Kami tidak hanya mengundang mereka yang sepakat, tetapi juga yang memiliki pandangan berbeda. Ini penting agar diskusi berjalan dinamis dan menyajikan berbagai perspektif,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan kritik tajam terhadap praktik pemerintahan yang dinilai semakin menjauh dari nilai-nilai demokrasi.

“Kalau kita terus menunggu, sampai kapan pemerintah membodohi kita? Mereka mengubah UUD tanpa memperhatikan aspirasi masyarakat. Jadi, sekaranglah waktu yang tepat untuk menyuarakan pendapat melalui forum ini,” tegas Sahir.

Sahir menyampaikan harapannya agar forum ini tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga menjadi pemantik kesadaran kritis terhadap arah demokrasi Indonesia.

“Harapan saya, semoga para tamu yang hadir bisa memahami bagaimana eksistensi demokrasi hari ini dan mendapatkan pembelajaran dari diskusi ini,” tutupnya.

Editor : Muhammad NurNas Islam.

Muhammad Nurnas Islam

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA